Tuesday, April 6, 2010

Lesson from Microsoft from day one: go big or go home

mulailah dengan berpikir besar

Inspirasi buku Leaving Microsoft to Change the World oleh John Wood (2006)

Buat saya yang punya mimpi untuk membangun Indonesia lewat ketersediaan sumber-sumber informasi bagi masyarakatnya dan juga memandaikan mereka lewat literasi informasi, buku ini sangat, sangat inspiratif, menggugah dan membakar semangat.

Buku ini mengupas perjuangan John Wood, salah seorang karyawan andal yang terpercaya di perusahaan besar Microsoft, dalam menjawab panggilan hidupnya untuk membangun perpustakaan dan sekolah di negara-negara berkembang.

Berawal dari kunjungan John untuk berlibur di pegunungan Himalaya, Nepal, John melihat bagaimana perjuangan seorang guru yang berkeinginan untuk mengadakan banyak buku bacaan untuk anak didiknya. Dan John kembali dengan 3000 buku untuk memenuhi perpustakaan sekolah di daerah itu.

Dari buku ini, saya melihat bagaimana ethos kerja seorang karyawan Microsoft diterapkan dalam organisasi pendidikan non profit, yang bercita-cita membangun ribuan perpustakaan, sekolah, lab komputer hingga program beasiswa untuk anak-anak perempuan.

Beberapa karakterisitk mental kerja yang saya dapati dari usaha John mengembangan usaha non profit ini adalah:

1. Kerja keras. John menunjukkan kerja keras yang luar biasa dalam menggerakaan organisasi yang bernama Room to Read ini. Satu hal yang saya lihat menjadi faktor penting pendorong totalitas kerjanya adalah:

2. Passion. Hmm...saya bingung menerjemahkan kata ini ke dalam bahasa Indonesia. Passion ini bukan saja dimiliki John yang pola kerjanya tidak lagi memperhitungkan 'untung rugi', tapi saat ia merekrut staf dan tenaga sukarela untuk mengembangkan organisasinya ia juga memilih orang-orang yang mempunyai pasion yang sama.

The only way to grow qickly, but sustainably, was to hire smart people with strong work ethics, give them bold and specific goals, and stay out of their way. (p255)


3.Selalu bersikap positif. Jelas bahwa usaha yang sedang dibangun tidak selalu mendapat respon positif dari orang-orang. Salah satu usaha John dalam menghadapi respons negatif dari orang-orang terhadap usahanya ini adalah dengan bersikap positif. The only way to move forward was to focus on the positive. Selain itu, tetap fokus pada tujuan merupakan pegangan saat kita menemui kegagalan.

If there is something out there that you want to do to make the world a better place, dont focus the obstacles. Dont ask for permission. Just dive in. Dont let the naysayers get you donw (p.238)

4.Jejaring/networking. Usaha untuk berjeraring, khususnya dalam penggalangan dana, merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh John.

Young charity must have the ability to sell its vision, its business model and its programs to potential donors (p.87),

Satu hal yang bisa dijadikan tips dalam mendekati donatur adalah: mintalah uangnya. Keengganan untuk meminta merupakan salah satu kendala yang harus diatasi. Pass this barrier or the organisation will suffer. Bersamaan dengan meminta tadi, bicarakan dengan mereka, hasil apa yang sudah dicapai. Satu hal yang bisa menjadi penguat kita dalam meminta adalah salah satu pernyataannya:

Not every person who wants to change the world is going to quit their job to do so. The goal is to allow anyone, be they an investment banker, a consultant, or a school teacher, to raise funds to help us to get more schools and libraries built (p.83)


if you ask people to reach deep, to think creatively, and to produce extraordinary results, they usually will..Too often in our modern world, they are not asked. (p.236)

Kesempatan meminta kepada para donatur sebenarnya membantu mereka menjadi perpanjangan tangan mereka yang mempunyai kerinduan untuk membantu mengubah dunia, tanpa harus meninggalkan pekerjaan mereka. Dan kadang, mereka hanya perlu..diminta. Setelah itu, transparansi adalah kunci keterjagaan dan konsistensi serta komitmen Room to Read kepada para donatur sebagai pertanggung jawaban organisasi yang sehat dan bersih.

5. Loyal. Bagaimana interaksi para pekerja yang tergabung dalam organisasi ini bisa memberikan yang paling baik dari mereka punya, dan saat yang bersamaan mereka tidak pernah merasa kurang, karena baik secara pribadi maupun organisasi, mereka diperhatikan kesejahteraannya. The loyalty demand much of his people, but also lets them know that he's got their back (p149). Ini merupakan salah satu refleksi ethos kerja salah satu mantan boss John di Microsoft, Steve. Dan John belajar banyak dari beliau.

John tidak mengingkari kalau totalitasnya mengelola organisasi ini berpengaruh pada kehidupan pribadinya, seperti kehilangan kekasih, ketidakmampuannya membeli rumah bagus (yang pasti akan dia dapati dengan mudah sekiranya ia mempertahankan pekerjaannya di Microsoft) maupun kehidupan sosial dan keluarga besarnya.

Lepas dari semua itu, John tidak melihat bahwa kehidupan di Microsoft dan kehidupan di Room to Read, merupakan dua kehidupan yang terpisah. Ia mengatakan bahwa dua dunia yang berbeda itu saling berkelanjutan, bahwa apa yang diterimanya saat ia bekerja di Microsoft, yaitu financial freedom dan tool kit keterampilan manajemen, telah memberi bukti nyata sangat membantunya ketika ia membangun Room to Read.

PS: Buku ini direkomendasi oleh sahabat saya, yang juga punya mimpi yang sama untuk mencerdaskan anak bangsa lewat buku.

No comments:

Post a Comment