Sunday, January 29, 2012

Ronggeng Dukuh Paruk by Ahmad Tohari [2011]

Buku ini memuat tiga buku trilogi Ronggeng Dukuh Paruk yaitu Buku Pertama: Catatan Buat Emak; Buku Kedua: Lintang Kemukus Dini Hari dan Buku Ketiga: Jantera Bianglala.

Buku pertama menceritakan proses Srintil yang akhirnya menjadi seorang ronggeng. Dukuh Paruk adalah Ronggeng, dan dukuh paruk tanpa ronggeng adalah mati. Sudah sekian lama Dukuh Paruk gersang tanpa seorang Ronggeng. Srintil yang saat itu berusia 9 tahun yang kemudian dianggap titisan Ronggeng yang sudah lama dinantikan di Dukuh Paruk. Desa Dukuh Paruk kental dengan adat tradisi turun temurun dengan kepercayaan penuh pada Ki Secamenggala. Hingga suatu saat kepandaian Srintil ber-ronggeng ditanggap oleh Sakarya, kakek Srintil dan Ki Kartareja, tetua dii Dukuh Paruk yang kemudian menjadi ayah angkatnya hingga Srintil menjadi Ronggeng.

Srintil sudah tidak berayah dan beribu lagi. Ke-duanya meninggal saat Srintil masih bayi. Meninggal karena keracunan tempe bongkrek dagangannya yang ternyata meracuni banyak warga Dukuh Paruk. Untuk membuktikan kalau racun itu bukan berasal dari tempe buatannya, kedua orang tuanya turut memakan tempe itu dan akhirnya meninggal.

Buku kedua: Lintang Kemukus Dini Hari adalah tentang hari-hari jaya Srintil sebagai seorang ronggeng. Menjadi ronggeng ternyata sama dengan menjadi seorang perempuan yang siap untuk melayani laki-laki yang tergiur dengan kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Tentu saja dengan bayaran tinggi. Kehidupan Srintil semakin jaya, namun kerinduannya pada Rasus, pemuda impian yang akhirnya meninggalkan Dukuh Paruk untuk menjadi tentara, tidak tersampaikan. Rasus yang sebetulnya juga menaruh hati pada Srintil memilih untuk menyerahkan Srintil pada panggilannya menjadi ronggeng.

Dalam Jantera Bianglala, pembaca dibawa pada masa tersulit Srintil, yang terpaksa harus dipenjara karena dianggap terlibat dalam kerusuhan tahun 1965, karena Srintil sering memenuhi panggilan menari pada pertemuan-pertemuan yang ia sendiri tidak paham artinya. Srintil dipenjara, namun akhirnya dapat dibebaskan. Rasus mempunyai andil besar dalam hal ini. Srintil masih berharap penuh pada Rasus namun Rasus tidak membalasnya. Hingga pada suatu saat ada seorang pemuda, Bajus, yang menunjukkan perhatian pada Srintil dan 'berbeda' dengan pemuda-pemuda lainnya yang hanya menginginkan kemolekan tubuh Srintil. Harapan penuh ditampuknya pada Bajus, dan Srintil menunggu pinangannya. Hingga suatu malam, Srintil diajak menemani rapat dengan para pimpinan tempat Bajus bekerja, dan diluar dugaan Srintil, justru Bajus lah yang menyodorkan dirinya pada atasan Bajus agar proyek baru dapat jatuh ke tangannya.

Srintil begitu terkejut dan ia berhasil melarikan diri dengan susah payah. Cerita ini ditutup dengan penyakit jiwa yang menyerang Srintil. Penari Ronggeng itu akhirnya harus masuk ke dalam rumah sakit jiwa karena gangguan jiwa yang dideritanya. Siapa yang peduli dan merawatnya? Rasus. Pemuda yang akhirnya menjawab ya, saat pihak rumah sakit bertanya apakah Srintil calon istrinya. Dan jawaban itu membawa ketenangan jiwanya paling dalam.