Sunday, February 10, 2013

Catatan Sebuah Sudut: Kumpulan Esai H.U. Pikiran Rakyat 86-88 oleh Dr Dede Mulkan [2013]

Buku ini merupakan kumpulan tulisan Dr Dede Mulkan yang ditulis saat beliau masih kuliah di Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran.  Kumpulan tulisan ini adalah tulisan yang pernah dimuat di Harian Umum Pikiran Rakyat dalam kurun waktu tahun 1986 hingga 1988 di sebuah rubrik yang disebut "Sebuah Sudut'.
 
Ada 49 tulisan yang dimuat dalam buku ini.  Isinya beragam mulai dari topik pendidikan,budaya, media/jurnalisme, organisasi, keagamaan, ketenagakerjaan, kedisiplinan, human interest dan nuansa alam. Topik pendidikan, misalnya,  tertuang dalam artikel berjudul Sipenmaru (hal. 5); Kursi Tidak Ada, Siswa SMP itu "Melantai" (hal.11); Kualitas Pendidikan, Pembicaraan Tanpa Henti (hal.24); Berulangkali: Hormat Kita Kepada Sang Guru (hal.30) dan Ketika Senandung Anak-Anak tidak Terdengar Lagi  (hal.116).  Ke enam tulisan ini mengangkat bagaimana situasi pendidikan di Bandung yang terpotret oleh penulis saat itu. Dalam Kualitas Pendidikan, Pembicaraan Tanpa Henti, misalnya, penulis mengangkat kondisi bagaimana segelintir "oknum" yang mencari kesempatan dalam kesempitan (hal.24-25) hingga gedung sekolah pun dikorbankan demi keuntungan yang ingin diraihnya. Situasi yang sebetulnya masih relevan dengan situasi saat ini setelah 25 tahun tulisan ini dipublikasikan.
 
Topik yang paling banyak diangkat adalah human interest. Terdapat 15 artikel yang menceritakan topik-topik terkait, misalnya tentang kebersihan kota Bandung yang diungkapkan dalam Untuk Bersih, Mulailah dari Diri Sendiri (hal.17); Akhirnya Sang Kudapun Bercelana (hal. 22) dan Kaitan Operasi Bersih dan Hubungan Antarsesama (hal. 38). Penulis mengangkat bagaimana kebijakan Walikota Bandung saat itu, Ateng Wahyudi,  menangani kebersihan kota dari kotoran kuda-kuda di area rekreasi di lingkungan Ganesha.  Penulis juga mengangkat kiprah walikota ini dalam tulisan Beberapa Kejutan yang Lahir dari Pak Ateng (hal.111). Dalam tulisan ini, dikisahkan bagaimana sang Walikota menggunakan sistem kartu berwarna merah, kuning dan hijau yang diberikan kepada ibu-ibu yang melahirkan sebagai warning apakah mereka masih bisa melahirkan -kartu hijau dan stop melahirkan - kartu merah. Cara sederhana untuk mengawasi program Keluarga Berencana.
 
Topik kedisiplinan juga merupakan sorotan penulis.  Kedisiplinan berlalu lintas yang tertuang dalam tulisan Diantara Lampu Kuning dan Lampu Merah (hal.40) dan Bersediakah Kita Menggunakan Angkutan Umum (hal. 42) serta disiplin waktu dalam tulisan Budaya "Tepat Waktu" Kapan Mulai? (hal.47).  Lagi, topik yang masih sangat relevan di masa kini.
 
Tulisan-tulisan di buku ini tergolong bacaan ringan namun sarat nilai-nilai sosial yang ternyata tidak lekang oleh waktu.  Tiap artikel tidak ditulis panjang lebar, namun singkat dan padat. Pembaca akan dengan cepat memahami ide penulis yang diangkat serta memvisualisasikan kembali situasi sosial saat tulisan-tulisan ini dibuat.  Penulis  juga mengangkat unsur-unsur media/jurnalisme saat itu. Ada tulisan berjudul Jika Kita Butuh Acara TVRI yang Bermutu (hal. 13). Saat itu belum banyak bermunculan stasiun-stasiun televisi swasta seperti saat ini.  Penulis sudah menunjukkan concern nya terhadap tayangan bermutu yang dikaitkan dengan kewajiban membayar iuran televisi. Bentuk pajak yang saat ini sudah jauh berbeda situasinya. 
 
Buku ini ditutup dengan dua epilog yang mengungkapan peran dua orang yang berjasa bagi penulis yaitu si Temon, penjaja koran yang lebih dulu mengetahui apakah tulisan penulis dimuat di H.U Pikiran Rakyat dan "JR" yang membantu proses penulisan skripsi penulis.  Selain menikmati isi tulisan rubrik "Sebuah Sudut", pembaca juga dapat melihat contoh bentuk tulisan creative writing penulis.  Meski terdapat kesalahan ketik dalam beberapa bagian tulisan, buku ini dapat digunakan sebagai contoh bagi mereka yang ingin sekali mulai menulis. Tulislah apa yang anda lihat, tulislah apa yang anda rasa dan tuntaskanlah tulisan anda. Begitulah kira-kira yang saya pelajari dari buku ini.