Sunday, March 8, 2009

Arswendo Atmowiloto (2008)

Setelah sekian lama, akhirnya bisa menikmati lagi tulisan-tulisan salah satu penulis favorit saya. Buku-buku AA yang saya nikmati dulu adalah hasil karya beliau waktu di pejara seperti sur kumur mudukur, menghitung hari sampai menulis itu gampang. Saya juga salah satu penggemar Keluarga Cemara yang ditayangkan di salah stasiun swasta yang dibintangi oleh Adi Kurdi. Hmmm...ada impian nih, seandainya saya diajak beliau ikutan dalam karya sinetronnya. Seandainya...

Dua novel yang berjudul Dewi Kawi dan kaumemanggilkumalaikat ini adalah kategori novel dewasa. Gaya bahasa dan deksripsi peristiwa yang digambarkan AA sangat terperinci, jelas dan apa adanya. Gaya penulisan seperti ini yang saya sukai dari karya-karya beliau. Meskipun deskripsi tersebut kemudian membawa pada kemirisan hati bahkan seoalah-olah vulgar.

Dewi Kawi
Buku ini menggambarkan bagaimana cinta sejati tidak pernah mati. ' juragan gede Eling, menjadi seorang penguasaha sukses yang produk usahanya merambah dunia. Tadinya ia hanyalah seorang tak punya yang harus bertahan hidup besama adiknya. Karena usaha dan kerja kerasnya, akhirnya ia menjadi pengusaha kelas dunia dibantu adiknya, Joko Waspodo. Satu hal yang sangat ingin dilakukan di tengah-tengah kesempurnaan hidupnya di dunia ini adalah bertemu dengan Dewi Kawi untuk mengucapkan terima kasih. Menurutnya, Dewi Kawi inilah yang menjadi salah satu motivator kesuksesannya. Eling Muda yang masih merajut usahanya berkenalan dengan Dewi Kawi pada sebuah rumah prostitusi, tempat dimana Dewi Kawi adalah pekerjanya. Cinta mereka akhirnya berkembang, meski tidak sampai pada pelaminan. Cinta mula-mula inilah yang terus dibawa Eling selama hidupnya. Sampai akhir buku ini tidak digambarkan pertemuan keduanya.

kaumemanggilkumalaikat
Membaca buku ini mengingatkan saya akan karya-karya Mitch Albom, yang karyanya banyak menyinggung dunia kematian yang kemudian menuntun pada nilai kehidupan sebelum kematian itu sendiri. AA mengangkat suatu sisi kehidupan manusia yang tidak ada dari satu mahluk hiduppun yang tahu persisnya, yaitu perjumpaan dengan malaikat penjemput nyawa. AA dengan menariknya mengangkat berbagai latar belakang kehidupan manusia dan pengalaman hidup mereka sebelum mereka bertemu dengan malaikat penjemut nyawa. Mulai dari seorang istri yang kehidupannya penuh perjuangan menghidupi keluarganya namun sang suami yang dengan seenaknya selingkuh dengan adik menantunya sendiri, preman, korban perkosaan, pemuda korban narkotika (yang baru muncul diakhir-akhir buku ini. Dalam proses membaca, saya mencari-cari tokoh ini) sampai pada anak berusia empat tahun yang meninggal dunia karena sakit. Buku ini lumayan unik dan saya menikmatinya.