Monday, March 17, 2014

Memang Jodoh oleh Marah Rusli (2013)

Istrinya tunggal, hanya seorang yaitu Nyai Radin Asmawati. 
Tak ada yang lain
(hal.216)

Pertama kali melihat buku ini di toko buku, saya kaget. Bagaimana mungkin, Marah Roesli menerbitkan buku baru? Penasaran saya buka halaman pembuka buku ini, dan ternyata tertulis dalam wasiatnya bahwa buku ini boleh diterbitkan jika para tokoh yang terlibat dalam buku ini sudah meninggal. Meskipun tidak diakui secara langsung bahwa buku ini merupakan autobiografi Pak Marah, namun ada anggapan bahwa tokoh utama, Hamli adalah sang penulis buku ini.

Hal yang menarik bagi saya adalah kebulatan sikap tokoh Ramli untuk menolak segala bentuk adat istiadat kampung halamannya, Sumatra Barat dalam urusan pernikahan.  Ramli berpegang teguh untuk hanya memiliki satu istri dan keteguhan itu terbukti hingga ia tua dan beranak cucu.  Segala bentuk usaha sanak keluarga untuk menjodohkan dengan perempuan Minang setelah pernikahannya, berhasil ditampiknya.

Sebagai perempuan, tokoh Ramli adalah tokoh idola. Teguh berpendirina dengan siap menerima konsekuensi yang harus dihadapinya. Terus berjuang melawan adat istiadat yang dianggapnya tidak sejalan dengan prinsip hidupnya dan dengan demikian, ia telah menaruh perempuan sebagai mahluk yang patut dicintai sepenuh hati, jiwa dan raga hingga maut memisahkan.

Setelah membaca buku ini, dahaga saya terhadap buku-buku sastra menjadi-jadi.
Ingin sekali membaca tulisan-tulisannya yang baru...

Ah...

Hamli segera membalas surat bundanya itu dengan mengatakan bahwa dia masih tetap memegang teguh pendiriannya untuk tidak beristri lebih dari seorang. 
Dimasa datang, dia tak akan mengubah pikirannya ini....
(hal. 392)

No comments:

Post a Comment