Sunday, July 10, 2011

Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken by Jostein Gaarder & Klaus Hagerup [1999; Terj.2011]

Aku berjalan menyusuri rak-rak perpustakaan.
Buku-buku tersebut menungguiku. Tak seperti manusia yang ingin berjarak denganku, buku-buku ini malah menawarkan diri untuk memperkenalkan diri mereka.
Bermeter-meter jajaran buku yang tak akan pernah mampu kubaca.
Dan, aku tahu: apa yang ada di sini adalah kehidupan yang merupakan pelengkap kehidupanku, yang menanti menanti untuk dimanfaatkan.
Tetapi hari-hari berlalu, dan kesempatan itu tetap tak tergapai – terabaikan.
Salah satu buku ini mungkin benar-benar bias mengubah hidupku.
Siapakah aku sekarang? Siapakah sebenarnya aku?
Der Grausame Genuss – Teste Ď‹ber die Gerheimnisse des Lesens
(Kenikmatan yang Kejam-Buku tentang Rahasia Membaca [hal 225]


Buku ini menjadi menarik karena mengangkat tokoh Bibbi Bokken yang adalah lulusan Jurusan Ilmu Perpustakaan [sama seperti saya, bedanya Bibbi Bokken dari Amerika dan saya dari Indonesia :)]. Buku ini lebih lanjut mengangkat kisah kecintaan Bibbi Bokken terhadap dunia keperpustakaan, perbukuan dan lebih lanjut tentang penciptaan sebuah buku lewat dua anak remaja yang merupakan sepupu yaitu Nils dan Berit.

Uniknya, Nils dan Berit awalnya tidak menyadari bahwa buku surat mereka dan kisah misteri yang menuntun mereka menjadi detektif cilik untuk memecahkan misteri yang dirancang Bibbi Bokken.

Gaarder yang adalah penulis novel filsafat Dunia Sophie, bersama Klaus Hagerup penulis ceria anak dan remaja asal Norwegia- setting dari cerita ini, menjadikan buku ini menjadi lebih menarik, karena mengaitkan alur cerita dengan beragam cerita dari buku-buku seperti Winnie The Pooh, Anne Frank, Astrid Lindgren, serta beberapa puisi.

Buku ini terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian pertama adalah buku surat antara Nils dan Berit. Mereka saling menuliskan ‘catatan harian’ detektif mereka tentang misteri Bibbi Bokken.

Buku yang harus dibaca. Inti cerita buku ini menarik dan tak terduga tambahan lagi ranting-ranting cerita yang menguatkan ini ceritanya.

Siapa yang mengatakan A
Telah mengatakan A

Satu puisi yang diangkat adalah karya Jan Erik Vold [hal 128]

Highly recommended