Wednesday, January 20, 2010

Run for your life by David Line (1966)

Buku ini berkisah tentang pertemanan, petualangan dan kriminal antara Woolcott dan Soldier (nama aslinya adalah Istvan Szolda). Berawal dari kebaikan hati Woolcott untuk menyelamatkan Soldier dari ancamana kakak kelasnya, akhirnya Woolcott berteman dengan Soldier. Soldier adalah orang Hungaria yang tinggal bersama ibunya. Hidupnya pas-pas-an dan tidak jarang, ia mendapat makanan dari Woolcott. Meski pada awalnya Woolcott tidak berminat untuk berteman lebih jauh dengan Soldier, namun pertemanan mereka membawa mereka kepada pengalaman Natal yang tidak terlupakan seumur hidup mereka.

Petualangan mereka berawal saat Soldier bercerita pada Woolcott bahwa tanpa sengaja ia mendengar rencana pembunuhan di perpustakaan yang ia kunjungi, dari dua orang yang berbicara dalam bahasa Hungaria. Woolcott menyarankan agar Soldier melaporkannya kepada Polisi setempat. Pada kenyataannya, masalahnya tidak berhenti sampai situ. Soldier dan Woolcot terlibat lebih jauh lagi dalam petualangan membongkar misteri pembunuhan ini, sampai akhirnya mereka secara diam-diam masuk ke rumah dimana pembunuhan itu akhirnya terjadi.

Misteri ini semakin rumit, saat Polisi membawa mereka ke rumah korban pembunuhan yang jelas-jelas mereka lihat telah tertembak oleh para pembunuh itu. Lalu, siapa sebenarnya kakek tua pincang yang menjadi sasaran pembunuhan oleh orang-orang Hungaria itu? Mengapa mereka menginginkan kematiannya? Saat para pembunuh mengetahui bahwa kedua anak laki-laki ini mengetahui rencana dan aksi mereka, kemudian menangkapnya, apa yang terjadi kemudian.

Cerita fiksi sejarah yang berlatar belakang peristiwa sejarah Cold War dan Inggris pada tahun 1960an ini, dan peristiwa Hungarian Revolution tahun 1956 merupakan buku yang sangat enak dibaca dan kisah petualangannya yang mendebarkan begitu memikat untuk dibaca.

Sunday, January 3, 2010

eat pray love (Gilbert, 2007)

Penasaran dengan film yang dibintangi oleh Julia Roberts, membuat saya ingin menikmati karya Elizabeth Gilbert ini terlebih dahulu sebelum menonton filmnya. Sempat terhenti beberapa lama setelah menghabisi setengah buku ini, meski akhirnya selesai juga di awal tahun 2010 ini.

Gilbert menceritakan pengalaman kunjungan ke tiga negara dengan tujuan yang berbeda-beda. Italy, India dan Indonesia. Italy dengan pengalaman kulinernya, India dengan pengalaman spiritualnya dan Indonesia, tempat ia mencari keseimbangan.

Tak pelak, saya menikmati bagian saat Gilbert mengunjungi Bali, Indonesia.
Ternyata, dalam buku ini dikatakan bahwa ini adalah kunjungan Gilbert ke dua kalinya ke Indonesia dan Bali.

Tujuan kunjungannya saat ini adalah 'berguru' pada Ketut Liyer, yang keduanya mempunyai kesepakatan membina hubungan mutualisme. Ketut, yang pekerjaannya adalah membaca masa depan orang dengan tangannya, menyembuhkan sakit penyakit, memimpin upacara keagamaan, - mengajarkan pada Gilbert apa yang ia ketahui. Sedangkan Gilbert, mengajarkan bahasa Inggris pada Ketut Liyer.

Dalam beberapa pekan, Gilbert sudan memiliki teman-teman Bali-nya dan juga expatriate yang sedang ada di Bali. Sampai akhirnya Gilbert menemukan cintanya pada Felipe. Keduanya pernah gagal dalam pernikahan dan Felipe begitu jatuh cintanya pada Elizabeth.

Elizabeth Gilbert tidak mengacu pada agama tertentu saat ia mencari Tuhannya. Nampaknya ia mencari keselarasan dengan alam raya melalui ritual yang dipelajarinya di India. Pun ketika ia berguru pada Ketut Liyer. Tidak terlalu jelas terungkap apakah akhirnya ia menemukan apa yang dicarinya. Namun ia menyatakan dengan jelas:

The task in Indonesia was to search for balance, but I dont feel like I'm searching for anything anymore because the balance has somehow naturally come into place. (hal.272)