Monday, March 29, 2010

For one more day by Mitch Albom (2006)

Ternyata, tanpa saya sadari, ini kali ke dua saya baca ini. Buku ini merupakan salah satu judul buku yang ingin saya baca dalam tantangan membaca saya tahun ini. Saya sudah pernah membacanya tahun 2008. Namun, saya mendapat hal-hal baru yang mungkin terlewat dari perhatian saat pertama kali saya membaca buku ini.

Saya dapat lebih merasakan bagaimana seorang anak memandang perceraian orang tuanya. Meski sang ayah atau sang ibu bersikeras dengan pendapat masing-masing tentang keputusan perpisahannya, namun seorang anak tidak akan melihat benar salah keputusan yang mereka buat. Anak hanya menginginkan kesatuan dan keutuhan hubungan orang tuanya.

Albom mengangkat bagaimana beruntungnya seorang Chick Benetto yang nyaris mati karena bunuh diri, karena diberi sebuah kesempatan untuk meluruskan hal-hal yang dianggapnya telah merusak hidup dan pernikahannya. Dan semua hal yang selama ini terkubur dan terpendam, terkuak oleh sebuah pertemuan dalam moment hidup matinya. Sang ibulah yang menghampirinya saat itu dan percakapan ibu dan anak ini yang kemudian menuntun Chick untuk dapat menikmati lima tahun selanjutnya setelah usaha bunuh diri itu.

No comments:

Post a Comment