Saturday, February 28, 2009

Jalan Bandungan by NH.Dini

Muryati, tokoh utama dalam buku ini menyimbulkan kekuatan seorang perempuan yang tidak mudah menyerah terhadap kelok kelok hidup yang dihadapainya. Kondisi keluarga yang harmonis, orang tua yang penuh perhatian, cara didik orang tua yang terbuka dan demokratis, ternyata tidak menjamin kehidupan masa depan Mur menjadi lebih baik. Suami pilihan orang tuanya-yang kemudian diterimanya dengan sepenuh hati tanpa paksaan- ternyata bukanlah seorang suami yang baik bagi Mur dan ketiga anaknya. Widodo ternyata terjerat oleh idealisme sayap kiri yang membawanya ke penjara selama 14 tahun. Inilah saat Mur untuk kembali menata kehidupannya. Ia mulai kembali bekerja sebagai guru bahkan menerima tawaran untuk sekolah lagi di Belanda.

NH Dini mengungkapkan betapa persahabatan yang kuat, pertalian kekeluargaan yang erat, kepedulian dan perhatian yang kental merupakan topangan utama bagi Mur dalam mengahdapi permasalahan kehidupannya. Ia menjadi semakin kuat karena dukungan yang diperoleh dari orang-orang yang setia memperhatikannya dengan tulus dan sungguh-sungguh.

Melalui Muryati, nampaknya NH Dini ingin mengungkap betapa kayanya kehidupan perempuan melalui badai kehidupan yang dihadapinya. Mulai dari tokoh Ibu Mur, wanita yang penuh perhatian dan cinta terhadap suami dan anak-anaknya, yang tetap kuat dan bertahan saat suaminya meninggal dengan tiba-tiba. Kemudian sahabat Mur, Garnis yang akhirnya harus menyerah kalah terhadap penyakit kanker yang dideritanya. Sri, yang merasakan kepahitan saat suaminya mempunyai seorang wanita simpanan, bahkan belakangan dinikahi dan diberikan sebuah rumah.

Membaca buku ini, sungguh memberi inspirasi yang menguatkan khususnya bagi perempuan dalam menghadapi gejolak hidup - jangan menyerah!. Membaca buku ini, menyentak kesadaran bahwa persahabatan yang tulus, perhatian yang sungguh amat sangat berharga dalam menolong dan menopang sahabat atau teman yang berkesusahan.

Kisah cinta Mur juga tidak kalah menarik, saat kemudian ia memutuskan untuk menikahi adik Widodo, Handoko. Akankan pernikahan ini membawa kebahagiaan sejati bagi Mur? Boleh tanya saya, atau mau baca sendiri? Saya pinjami bukunya...